Kamis, 08 Agustus 2013

Tidak Dengan Mengemis

Assalamualaikum

Maaf lahir batin iyess..

ini blog pertama gw di bulan Syawal tahun.... mmmmm..    

.....

*browsing

....

baeklah taun berapapun itu.. mari kita sedikit flashback ke 17 agustus 1945 *ngeles

gw bukan timetraveller.. tapiiii.. semua orang tau bahwasanyaaaa.. sebelum 17 agustus 1945 banyak kegiatan demi terciptanya kemerdekaan..

Kemerdekaan itu tidak saja berarti merdeka secara kedaulatan.. tapi pasti juga merdeka dari penjajahan.. penindasan.. dan lain lainnya.

Bambu runcing pernah menjadi "pondasi" dari semangat kemerdekaan yang sangat diiagung agungkan. Saking luar biasanya semangat itu keluarlah kalimat "merdeka atau mati" !! kalimat yang terlontar karena tidak adanya belas kasih dari penjajah.

Namun.. semua memberikan hasil.. kemerdekaan itu (walaupun sebenarnya belum 100% merdeka karena masih ada PKI dan lain lain)

oke balik lagi...

... Kemerdekaan itu selalu diagungkan.. selayaknya orang tua mengagungkan anak nya yang akhirnya bisa kerja di perusahaan asing dengan gaji $USD.

Belas kasih yang tidak ada itu melahirkan sebuah kekuatan Besar dan kebanggaan yang akhirnya membuat orang orang seumuran kita bisa menikmati hidup dan hawa kemerdekaan hingga kini..

tapi berbicara soal merdeka.. ternyata semangat itu di 68 tahun kemerdekaan ini perlahan sirna..

sudah tidak ada lagi semangat berdikari (berdiri di atas kaki sendiri) dengan bukti merebaknya pengemis di jalananan.

Oke soal pengemis.. mari kita deskripsiin sama sama iyess.. mereka 80% warga indonesia asli dengan kondisi fisik sempurna (di luar pengemis dengan keadaan tubuh tidak lengkap) dan dengan usia usia produktif.. ironisnya.. ada juga yang dalam usia berkembang yaitu anak anak.

Yang lebih ironis lagi.. ada agency nya pengemis yang mengantarkan dan mengumpulkan uang. Gw gak ngebahas jauh kesitu tapi.. merebaknya pengemis dan entah darimana ada kalimat "sharing is caring" dengan wujud memberi uang kepada pengemis dan membuat mental anak anak bangsa lemah.

Mereka akan terbiasa untuk menadahkan tangan tanpa membuat diri mereka "berguna". Hidup dengan belas kasih hanya membuat mental semakin buruk.. dan bertambahnya jumlah mereka juga didukung oleh masih adanya orang orang yang menganggap diri mereka baik dengan memberi para pengemis uang. Dan juga.. tidak adanya campur tangan pihak berwajib untuk membrantas pengemis.

tidak salah untuk memberi.. tapi apakah dengan memberi berulang kali kita membantu mereka untuk survive.. kalau anak anak itu akhirnya beranjak dewasa dan kita menua.. siapa yang melanjutkan ide dan niat baik kita di masa depan.. yang ada hanya melahirkan kriminal dengan mental raja.. memberi pengemis sama saja seperti menyumbang untuk kehancuran bangsa ini.. jangan menganggap diri kita orang baik dengan memberi pengemis.. ingat.. semua ahli tumbuh karena kegagalan.. dan kegagalan itu ada dari salah satu USAHA KERAS dari mereka.

Dan kalo dibalikin ke sejarahnya..  para pahlawan berjuang.. bukan mengemis ke penjajah untuk merdeka.. jangan sia siakan darah mereka untuk menganggap diri kita orang baik..

para pengemis mungkin gabisa baca tulisan gw yang belum tentu juga orang di sebelah lo baca tapiii.. kalo baca ini.. lo bukan orang jahat dengan tidak memberi kepada pengemis.. inget.. bukan cuma bambu runcing kita bisa merdeka.. tapi tangan2 pejuang tanpa nama dengan semangat menggelora sehingga kita bisa merdeka.

jangan menyerah dan jangan mengemis

1 komentar:

  1. Jadi? Hubungan pengemis dengan kemerdekaan? Dengan bambu runcing? Dengan ngasih recehan ke pengemis?

    BalasHapus